Demak, 9 April 2009
Lambat langkah lambat derita
Selalu lambat ketika ada
Dan selalu ada ketika lambat
Ataupun sangat singkat pertemuan ini
Memang sangat singkat sekali
Aku datang
Engkau Hadir
Sangat Singkat
Ataukah ini terlambat?
Bukanlah puisi
Kalau tak meninggalkan makna
Bukan pula cinta
kalau tak meninggalkan rasa
rasa yang singkat dan terlambat
Entah itu singkat atau lambat
tapi tetap hadir sebagai mata rantai sejarah hidup
MAAFKU JASMINE
Demak, 8 April 2009
Permintaan maaf untuk sang hati jasmine
Perawakan watak harum serta putih
Lambat tapi pasti untuk hidup
Dia milik orang lain
Pangeran tampan tuannya
Aku ingin
Ingin sekali
Sangat ingin sekali
Oh Armor
Ingin ku miliki
Lumpur di tangan
Lusuh dirambut
Mata meredup
Penuh kotoran
Kasihan jasmine jika kupetik
Mahkotamu separuh terbagi
Untukku
Dan untuknya
Jelas tak sebanding
Pangeran dan pencari ular
Cawan emas dan piring tanah
Itu beda sekali.
Menawan sekali
Jika jasmine ditangan pangeran tampan
Ampun Tuhan
Jika jasmine ada ditangan pencari ular
Pasti kotor mahkotanya
Meskipun sangat tulus
Permintaan maaf untuk sang hati jasmine
Perawakan watak harum serta putih
Lambat tapi pasti untuk hidup
Dia milik orang lain
Pangeran tampan tuannya
Aku ingin
Ingin sekali
Sangat ingin sekali
Oh Armor
Ingin ku miliki
Lumpur di tangan
Lusuh dirambut
Mata meredup
Penuh kotoran
Kasihan jasmine jika kupetik
Mahkotamu separuh terbagi
Untukku
Dan untuknya
Jelas tak sebanding
Pangeran dan pencari ular
Cawan emas dan piring tanah
Itu beda sekali.
Menawan sekali
Jika jasmine ditangan pangeran tampan
Ampun Tuhan
Jika jasmine ada ditangan pencari ular
Pasti kotor mahkotanya
Meskipun sangat tulus
CINTA ATAU RASA
Demak, 8 April 2009
Boleh kamu bilang bisa mencintai
Aku juga boleh bilang itu
Manusia boleh bilang itu
Tapi binatang?
Punyakah cinta?
Binatang tidak punya cinta kawan..
Tapi bisa saling kasih
Itu bukan cinta kawan…
Satu hal yang dimiliki hewan
Mereka punya rasa memiliki..
Itu yang penting kawan
Bukan cinta...
Cinta belum tentu punya rasa itu
Tapi rasa itu pasti punya cinta
Boleh kamu bilang bisa mencintai
Aku juga boleh bilang itu
Manusia boleh bilang itu
Tapi binatang?
Punyakah cinta?
Binatang tidak punya cinta kawan..
Tapi bisa saling kasih
Itu bukan cinta kawan…
Satu hal yang dimiliki hewan
Mereka punya rasa memiliki..
Itu yang penting kawan
Bukan cinta...
Cinta belum tentu punya rasa itu
Tapi rasa itu pasti punya cinta
KALAH AKU
Demak, 8 April 2009
Udara telah mengalir di Sangkakala
Babak baru telah dimulai
Ataukah itu sangkakala akhir babak?
Yang jelas itu untukku
Waktuku sudah habis
Aku telak
Kalah telak aku
Selesai untukku
Lima kali ku tutup sangkakala
Lima kali pula terdiam
Namun kali ini
Sudahlah..
Tanganku sudah payah
Sedikit lagi aku menang
Tapi sangkakalanya?
Sudahlah…
Aku kalah
Sudahlah
Sudah tertiup…
Lapas semuanya
Ya…
Aku lepaskan semua
Semuanya
Termasuk bunga itu
Sudahlah…
Lepaskan juga
Dan aku lepaskan.
Udara telah mengalir di Sangkakala
Babak baru telah dimulai
Ataukah itu sangkakala akhir babak?
Yang jelas itu untukku
Waktuku sudah habis
Aku telak
Kalah telak aku
Selesai untukku
Lima kali ku tutup sangkakala
Lima kali pula terdiam
Namun kali ini
Sudahlah..
Tanganku sudah payah
Sedikit lagi aku menang
Tapi sangkakalanya?
Sudahlah…
Aku kalah
Sudahlah
Sudah tertiup…
Lapas semuanya
Ya…
Aku lepaskan semua
Semuanya
Termasuk bunga itu
Sudahlah…
Lepaskan juga
Dan aku lepaskan.
SUMPAH SAPA
Demak, 20 Maret 2009
Bisma tak pernah mencoba angkat anak panah Arjuna dari tubuhnya...
bukan air suci ataupun air tujuh sumber yang ia minum...
kucuran air dari anak panah Arjuna yang tertancap di tanah adalah pelepasnya...
Sumpah tetap sumpah...
Bisma tak akan mati sebelum Barataydha berakhir...
Istri pandawa tak akan menggelung rambutnya sebelum dikeramas dengan darah Kurawa sulung...
Semua tentang sumpah...
Awal Baratayudha adalah saudara...
Akhir Baratayudha adalah Amartha...
Ujung tak lagi runcing...
Pangkal tak lagi tumpul...
Awal atau akhirkah sandiwara ini?
Entah awal atau akhir...
Seperti lazuhardi disetiap senja...
Seperti subuh diawal hari...
Seperti sapaku "Selamat Datang" diawal pertemanan ini...
Bisma tak pernah mencoba angkat anak panah Arjuna dari tubuhnya...
bukan air suci ataupun air tujuh sumber yang ia minum...
kucuran air dari anak panah Arjuna yang tertancap di tanah adalah pelepasnya...
Sumpah tetap sumpah...
Bisma tak akan mati sebelum Barataydha berakhir...
Istri pandawa tak akan menggelung rambutnya sebelum dikeramas dengan darah Kurawa sulung...
Semua tentang sumpah...
Awal Baratayudha adalah saudara...
Akhir Baratayudha adalah Amartha...
Ujung tak lagi runcing...
Pangkal tak lagi tumpul...
Awal atau akhirkah sandiwara ini?
Entah awal atau akhir...
Seperti lazuhardi disetiap senja...
Seperti subuh diawal hari...
Seperti sapaku "Selamat Datang" diawal pertemanan ini...
NJALUK ROKOK
Malang, 24 Oktober 2007
Rokok baru kunyalakan
Api korek masih menyala
Bara api baru menyala
Masih sedikit asap yang keluar
Asap belum pada datang
Bungkus rokokku masih kelihatan putih
Kuhirup 1 kali
Api korek telah padam
Beberapa molekul asap berkumpul
Berkumpul dimulutku
Aku merasakan kedatangannya
Nyaman dipikranku
Kutiup asap itu
Aku hirup lagi
Masuk lagi asap dimulutku
Tambah nyaman lagi aku
Kratak…kratak…kratak…
Bara api bakar bungkus rokok
Maklum rokok murah
Aku hirup beberapa lagi
Aku mulai pusing
Ruangan mulai penuh dengan asap
Filter rokok sudah menguning
1 hirupan lagi
Bungkus rokok tinggal 1 senti
Mulutku belum puas
Aku hirup lagi
Kubuang rokok
aku minta lagi
Aku minta ke Mudin
Malang, 24 Oktober 2007
Rokok baru kunyalakan
Api korek masih menyala
Bara api baru menyala
Masih sedikit asap yang keluar
Asap belum pada datang
Bungkus rokokku masih kelihatan putih
Kuhirup 1 kali
Api korek telah padam
Beberapa molekul asap berkumpul
Berkumpul dimulutku
Aku merasakan kedatangannya
Nyaman dipikranku
Kutiup asap itu
Aku hirup lagi
Masuk lagi asap dimulutku
Tambah nyaman lagi aku
Kratak…kratak…kratak…
Bara api bakar bungkus rokok
Maklum rokok murah
Aku hirup beberapa lagi
Aku mulai pusing
Ruangan mulai penuh dengan asap
Filter rokok sudah menguning
1 hirupan lagi
Bungkus rokok tinggal 1 senti
Mulutku belum puas
Aku hirup lagi
Kubuang rokok
aku minta lagi
Aku minta ke Mudin
LINGKARAN SETAN
Malang, 14 Oktober 2007
Itu sebuah lingkaran setan
Sering diurai hubungan gubuk reot dan sekolahan
Sekolahan pun dianggap penyebab pengangguran
Pencopet mencopet karena nganggur
Itu memang lingkaran setan
Tak jarang Lani kecil jual koran pagi dimalam hari
Menawarkan belas kasihan sang dermawan
Untuk membeli kumpulan berita yang sudah basi
Dan belum tentu benar isinya
Lani kah sang pemiliki gubug reot?
Itu adalah lingkaran setan
Terkadang Lani terpuruk dalam pikirannya
Apakah aku pantas melihat masa depanku?
Benarkah aku sanggup hidup di era Reformasi?
Inikah globalisasi itu?
Haruskah globalisasi ku raih tanpa aku sekolah?
Dimana sekolah itu?
Aku tak mengerti cara bersekolah
Aku hanya bisa cara jual koran
Aku juga tak mengerti cara bekerja orang didalam gedung
Aku hanya disuruh bapakku yang tak bekerja
Itu merupakan lingkaran setan
Jangan suruh Lani kecil mengatakan cita-citanya
Dia buta akan cita-cita
Dia tuli cacian orang
Dia lumpuh memegang pensil
Dia bingung mikir nasib bapaknya didalam sel
Memang benar ini lingkaran setan
Lani kecil yang miskin
Tak pernah tahu apa itu sekolah
Bapaknya yang menganggur
Dan bapaknya seorang pencopet
Jangan pernah kau putus asa
Jangan bilang nasibmu buruk
Jangan bilang kau tak mau lagi hidup
Jangan bilang kau akan terus memikirkan nasib bapakmu
Bapakmu yang pencopet itu
Biarkan nasibmu berjalan
Labuh kan keputus asaanmu
Berlayarlah sekuatmu
Itu hanya soal waktu
Itu sebuah lingkaran setan
Sering diurai hubungan gubuk reot dan sekolahan
Sekolahan pun dianggap penyebab pengangguran
Pencopet mencopet karena nganggur
Itu memang lingkaran setan
Tak jarang Lani kecil jual koran pagi dimalam hari
Menawarkan belas kasihan sang dermawan
Untuk membeli kumpulan berita yang sudah basi
Dan belum tentu benar isinya
Lani kah sang pemiliki gubug reot?
Itu adalah lingkaran setan
Terkadang Lani terpuruk dalam pikirannya
Apakah aku pantas melihat masa depanku?
Benarkah aku sanggup hidup di era Reformasi?
Inikah globalisasi itu?
Haruskah globalisasi ku raih tanpa aku sekolah?
Dimana sekolah itu?
Aku tak mengerti cara bersekolah
Aku hanya bisa cara jual koran
Aku juga tak mengerti cara bekerja orang didalam gedung
Aku hanya disuruh bapakku yang tak bekerja
Itu merupakan lingkaran setan
Jangan suruh Lani kecil mengatakan cita-citanya
Dia buta akan cita-cita
Dia tuli cacian orang
Dia lumpuh memegang pensil
Dia bingung mikir nasib bapaknya didalam sel
Memang benar ini lingkaran setan
Lani kecil yang miskin
Tak pernah tahu apa itu sekolah
Bapaknya yang menganggur
Dan bapaknya seorang pencopet
Jangan pernah kau putus asa
Jangan bilang nasibmu buruk
Jangan bilang kau tak mau lagi hidup
Jangan bilang kau akan terus memikirkan nasib bapakmu
Bapakmu yang pencopet itu
Biarkan nasibmu berjalan
Labuh kan keputus asaanmu
Berlayarlah sekuatmu
Itu hanya soal waktu